Diperkirakan sekitar 5 tahun 6000 SM kedatangan
bangsa Arya dari daratan Eropa bagian Timur (kemungkinan dari wilayah Hungaria
dan Behomia/Cekoslawakia) memasuki daerah India. Bangsa Arya (termasuk ras
bangsa Indo Jerman yg memiliki kegemaran mengembara) memasuki India melalui
celah Kaiber (Khyber Pass) terdapat pada pegunungan Himalaya dan Hindu
Kush. Kedatangan bangsa arya inilah yg kemudian menimbulkan peperangan dengan
penduduk asli India ya itu bangsa Dravida.
Perkembangan
selanjutnya India kemudian disebut dengan nama Arya Wartha (daerah yg didiami
oleh bangsa Arya). Bharata Warsa yg artinya daerah yg penuh dengan hujan.
Jambudwipa artinya pulau yg berbentuk buah jambu.
Catatan :
Sejarah perkembangan agama Hindu di India dapat
kita ketahui dari kitab-kitab suci Hindu yg terhimpun dalam Weda. Bangsa
Drwvida yg sebagai penduduk asli negeri India dinyatakan telah memiliki
peradaban yg telah bernilai sangat tinggi yg dibuktikan dengan berbagai
penemuan-penemuan. Berdasarkan penemuan-penemuan tsb, telah membuktiakan bahwa
perkembangan agama Hindu di India berlangsung dalam kurun waktu yg sangat
panjang.
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA
Dalam sejarah perkembangan agam hindu di Hindia
dibedakan menjadi 3 jaman yaitu :
- Zaman Weda
- Zaman Brahmana
- Zaman Upanisad
I.
ZAMAN WEDA
Zaman ini berlangsung dari tahun 1500 SM – 600
SM. Pada zaman ini munculah kitab suci Weda yg isinya merupakan kumpulan dari
wahyu Tuhan yg diterima oleh para RSi., penjelasnnya dapat dijumpai dalam kitab
Nirukta (kitab yg memuat mengenai penafsiran otentik mengenai kata-kata dalam
kitab suci Weda dengan nama Bhumikabhasya, buah karya Maharsi Sayana).
Dalam agama Hindu disebutkan Maharsi penerima wahyu
Tuhan terdiri atas banyak Rsi, diantaranya dikenal dengan sebutan Sapta Rsi
(Maharsi Grtsamada, Wiswamitra, Warmadewa, Atri, Bharadwaja,Wasista, Kanwa),
dan dikenal juga 20 rsi penerima Wahyu Tuhan yg disebut dengan
Nawawimsatikrtyasca Vedavyastha Maharsibhih (Rsi Daksa, Usana, Swayambhu,
Wrhaspati, Aditya, Mrtyu, Indra, Wasistha, Saraswata, Tridathu, Sandhyaya,
Akasa, Dharma, Tryaguna, Dhananjaya, Krtyaya, Ranajaya, Gotama, Uttama,
Parasara, dan Wyasa)
Maharsi yg menghimpun dan mengkodefikasi Weda Adalah
Maharsi Wyasa (Kresna Dwipayana Wyasa). Dan dalam mengkodefikasi kitab suci
Weda menjadi Catur Weda Samhita, beliau dibantu oleh ke-4 orang siswanya, yaitu
:
- Maharsi Paila (Pulaha), sebagai penyusun kitab suci Reg Weda samhita.
- Maharsi Waisampayana, sebagai penyusun kitab suci Yajur Weda samhita.
- Maharsi Jaimini, sebagai penyusun kitab suci Sama Weda samhita.
- Maharsi Sumantu, sebagai penyusun kitab suci Atharwa Weda samhita.
Selain itu bangsa Arya juga sudah mengklasifikasi
masyarakat menjadi 3 golongan yg sesuai
dengan frofesinya masing-masing (Tri Warna) yg terdiri dari golongan Brahmana,
Ksatria, dan Wesia. Disamping itu bangsa Arya juga mengenal pemujaan kepada
dewa-dewa, seperti dewa Indra, dewa Agni, dewa Surya, dewa Soma, dll.
Dan inilah keterangan mengenai dewa-dewa yg
populer pada zaman Weda, yaitu :
- Dewa Agni
Pemujaan
terhadap Dewa Agni banyak dijumpai pada kitab Weda terutama Reg Weda, dimana
penampilannya banyak dihubungkan dengan upacara api.
-
Wujud :
berambut nyala api, berjenggot perang, berdagu tajam,, bergigi emas, dan
kepalanya selalu bersinar.
-
Sebutan
beliau : disebut Putra Dewa Dyanus (Dewa Langit dan bumi), Dewa Agni keturunan
air, namanya sering dihubungkan dengan dewa Indra, dan inilah beberapa sebutan
belaiu yg terkenal :
-
Disebut Dewa
Pemimpin Upacara, sebab beliau dipandang sebagai dewa yg memimpin upacara
ddan orang melakukan persembahan pertama kali diduni ini hanya kepada Dewa
Agni.
-
Disebut Grhapati, yg artinya tuannya
rumah tangga dan Dewa yg selalu mengunjungi orang-orang dirumahnya.
-
Disebut Vipra, Purohita, Hotri, Adwaryu,
Brahman, karena beliau dipandang sebagai pendaping dari pendeta.
-
Disebut Yatadewa, artinya beliau
mengetahui semua yg lahir.
-
Disebut Menjelma menjadi Nila, sebab
dalam kitab Ramayana diceritakan beliau menjelma menjadi seekor Nila atau ikan
besar.
-
Disebut Menjelma dewa Agni yg mengawini
seorang Svaha dan mempunyai 3 orang putra, yaitu Pavaka, Pavamana, dan Suchi.
-
Disebut
Vahni , artinya membakar.
-
disebut Vitihotra, artinya memberi pahala
kepada penyembah.
-
Disebut Dananjaya, artinya mengalahkan musuh.
-
Disebut Dhumaketu, artinya bermahkotakan asap.
Disebut
Chagaratha, artinya mengendarai kambing betina.
-
Disebut Sapta
Jihwa, artinya berlidah tujuh
2. Dewa Indra
Keberadaan Dewa Indra sangat dominan dalam kitab
suci Weda, disebutkan bahwa ada 250 mantra yg mengagungkan Dewa Indra dalam
Weda, dimana kata Indra berasal dari 2 kata, yaitu dari kata Ind (penuh
dengan tenaga/menurut Nirukta) dan Dri (memberi makan). Dewa Indra pada
mulanya merupakan dewa hujan yg telah mengalahkan raksasa Vrtra, senjatanya
Bajra (Petir). Tetapi Indra lebih dikenal sebagai dewa perang yg telah
mengalahkan 3 benteng musuh, dan kemudian beliau dikenal dengan sebutan Tri
Puramdhara (Tri Puramtaka).
-
Wujud :
memiliki seribu mata (Sahasraksa), karena ia menjadi saksi agung setiap
perbuatan manusia.
-
Kendaraan : beliau mengendarai seekor gajah
Airavata.
-
Istri : memiliki istri bernama Sachi atau
Indrani.
Beberapa sebutan atau nama lain dari Dewa Indra,
yaitu :
a.
Sakra : yg mulia.
b.
Divapati : raja dari para dewa.
c.
Bajri : yg bersenjata bajra.
d.
Meghavahana : yg berkendaraan awan.
e.
Mahendra : Indra yg agung.
f.
Svargapati : raja Kahyangan.
g.
Mahaksa : ia yg bermata hebat.
h.
Sahasraksa : yg bermata seribu.
3. Dewa Rudra
Beliau diidentikan dengan dewa Siwa (Siwa Rudra).
-
Wujud :
bertubuh besar, perutnya berwarna biru, dan punggungnya berwarna merah.
Kepalanya berwarna biru dan lehernya berwarna putih, kulitnya berwarna cokelat
kemerah-merahan, rambutnya panjang terurai, dan seluruh tubuhnya memancarkan
cahaya keemasan. Tangannya memegang busur dan panah yg bercahaya.
-
Karakter : tampak angker dan menakutkan, namun
hatinya lembut dan maha pengasih.
Beberapa sebutan dan julukan dewa Rudra, yaitu :
a.
Jalasa Bhesaya : pemilik obat yg sejuk, dan ia menjadi dukunnya para dukun dengan berjenis obat-obatan yg
dimilikinya.
b.
Tryambaka
c. Kapardin.
Dan 8 aspek dari Rudra Siwa yaitu : Bhawa, Isana,
Pasupati, Bhima, Ugra, Mahadewa, dan Rudra.
4. Dewa Waruna
Dewa Waruna juga disebut dengan Baruna, yg selalu
dihubungkan dengan laut. Kata Waruna berasal dari akar kata Var (menutup
atau membentang) yg memiliki arti melindungi dari segala penjuru.
-
Wujud :
beliau digambarkan berwujud seorang laki-laki tampan yg berkulit putih.
Kendaraan
: mengendarai monster laut, pada bagian depannya berwujud kijang, sedangkan
bagian belakangnya berwujud ikan.
-
Istri :
beliau memiliki seorang istri bernama Waruni yg tinggal di istana Mutiara.
Beberapa sebutan atau nama lain dewa Waruna,
yaitu :
a.
Rta : dewa yg menguasai hukum alam semesta.
b.
Pracheta : yg bijaksana.
c.
Jalapati : raja air.
d.
Yadapati : raja binatang laut.
e.
Ambhuraja : raja air.
f.
Pasi : yg membawa jaring.
Pada
zaman Weda ini, ajaran agama Hindu lebih mengfokus ke pembacaan ayat-ayat
mantra yg tertulis dalam berbagai kitab suci Weda, dimana selain itu para dewa
juga di puja dengan khusuknya.
Dalam zaman Weda ini dimana merupakan zaman penulisan
kitab suci Weda yg pertama, yaitu Reg Weda.
. ZAMAN BRAHMANA
Kata Brahmana berarti sebuah penjelasan atau
ekspresi dari seorang pendeta cerdas dan bijaksana dalam ilmu upacara. Zaman
Brahmana ditandai dengan keberadaan kitab Brahmana yg berisi
peraturan-peraturan keagamaan. Pokok pembicaraannya adalah tentang upacara
Yadnya, meliputi arti yadnya, persyaratan yadnya, dan kekuatan gaib yg ada
dalam upacara itu.
Unsur-unsur upacara yg ada dalam kitab Weda dikembangkan
secara luas didalam kitab Brahmana. Pada zaman ini pengaruh Hindu menyebar
sampai ke India Tengah, didaratan Tinggi Dekan dan Lembah Sungai Yamuna. Untuk
memudahkan pelaksanaan upacara Yadnya pada masa itu dibuatlah kitab-kitab
penuntun yg disebut Kitab Kalpasutra yg
bersumber dari kitab Brahmana. Dan beberapa isi dari 4 macam Kitab Kalpasutra,
yaitu :
1. Srautasutra, berisi penjelasan tata
cara persembahyangan Agnihotra dan tata cara persembahyangan yg dilakukan pada
hari Purnama, Bulan mati, Rajasuya (upacara penobatan seorang menjadi raja),
Aswameda (upacara pelepasan kuda).
2. Grhyasutra, berisi pokok-pokok upacara
penyucian atau Sangaskara dilakukan oleh orang yg sudah berumah tangga,
mulai dari upacara Garbhasadhana (upacara dalam kandungan) sampai upacara
Antyestisradha (upacara kematian).
Kitab ini adalah kitab penuntun dalam
melaksanakan upacara yadnya yg kanista dalam lingkungan keluarga yg dapat
dilakukan setiap hari dan berkala.
3. Dharmasastra, berisi tentang
penjelasan pokok-pokok ajaran Agama Hindu, tentang Hukum, adat kebiasaan, hak
dan kewajiban, sosial politik, ekonomi, dan upacara keagamaan dengan penekanan
pada pelaksanaannya.
4. Sulwasutra, berisi tentang pokok-pokok
aturan tentang tata bangunan, ukuran latarn yg ada kaitannya dengan kebutuhan upacara,
seperti dalam kitab Srautasutra.
Kehidupan pada zaman Brahmana ini terbagi menjadi
4 tingkatan yg disebut dengan Catur Asrama, yg terdiri dari Brahmacari,
Grehastha, Wanaprastha, dan Sanyasin, dimana 4 tingkatan tsb digunakan
sebagai penuntun umat untuk mencapai suatu kesempurnaan hidup di dunia dan
akhirat. Semua yg tampak dialam semesta ini dipandang sebagai perwujudan dari
Dewa yg satu (Brahman atau Prajapati). Pada zaman Brahmana ini dikatakan
bahwa kehidupan alam akhirat ada 2
jenis, yaitu alam nenek moyang/Pitara, dan alam para dewa/Surga.
ZAMAN UPANISAD
Perkembangan Agama Hindu terus meluas dari
daratan tinggi Dekan dan Lembah Sungai Yamuna, terus meluas sampai kelembah
sungai Gangga, yg penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang. Zaman ini
berlangsung sejak 800 SM, dimana muncullah diskusi-diskusi keagamaan yg
mengakibatkanberkembangnya filsafat Hindu yg lebih menekankan kepada Aspek
Jnana. Dimana dalam diskuksi tsb para siswa duduk di bawah dekat dengan kaki
para guru kerohanian yg kemudian mengajukan berbagai pertanyaan, cara diskusi
ini disebut dengan nama Upanisad.
kitab
Upanisad merupakan bagian Jnana Kanda dari kitab Weda Sruti, yg isisnya
bersifat ilmiah, spekulatif, tetapi tetap pada ruang lingkup keagamaan. Dalam
Barhad Aranyaka Upanisad disebutkan bawha Brahman itu Neti-neti (bukan kasar, bukan pendek,
bukan panjang, bukan bayangan, bukan kegelapan, bukan hawa, tanpa ukuran, tanpa
lahir, tanpa batin dan sejenisnya). Brahman memiliki sifat Sat Cit Ananda
(keberadaan, kesadaran, dan kebahagiaan). Pada zaman ini pula konsep keyakinan
pada Panca Sradha menjadi titik tolak dan penentu dalam penerapan ajaran agama.
Disampting itu konsepsi tujuan hidup dan
tujuan agama (Catur Purusa Artha dan Moksartham Jagadhita Ya Caiti Dharma)
diformulasikan menjadi lebih jelas.
Secara Tradisi dalam kitab Muktita Upanisad
disebutkan bahwa jumlah kitab Upanisad ada 108 buah buku, dari kesemua buku tsb
dapat dibai-bagi menurut kelompok weda Sruti, yaitu :
1.
Upanisad tergolong Reg Weda, jumlah : 10 buah.
2.
Upanisad tergolong Sama Weda, berjumlah : 16 buah buku.
3.
Upanisad tergolong Yayur Weda, terdiri dari 2 bagian besar, yaitu :
a.
Upanisad tergolong Yayur Weda Hitam, berjumlah 32 buah buku.
b.
Upanisad tergolong Yayur Weda Putih, berjumlah 19 buah buku.
4.
Upanisad tergolong Atharwa Weda, berjumlah 31 buah buku.
Diantara
kesemua kitab Upanisad tsb, menurut Mharsi Sankaracharya, ada 10 kitab Upanisad
yg dipandang utama, yaitu : Isa, Kena, Katha, Prasna, Mundaka, Mandukya,
Taittriya, Aitareya, Chandogya, Brhadaranyaka, Swestaswatara Upanisad.
Seluruh aliran filsafat dikelompokan menjadi 9, yg disebut Nawa Darsana, yaitu
: Astika/ Sad Darsana (Nyaya, Waesiseka, Mimamsa, Samkhya, Yogya, dan
Wedanta), dan Nastika (Budha, Carwaka, dan Jaina)
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DINEGARA LAIN
Beberapa bukti dan peninggalan sejarah serta
kepercayaan yg dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan dan mempelajari Agama
Hindu pernah berkembang dinegra-negara lain, yaitu :
1.
Afganistan
Penemuannya :
a.
Ditemukan arca Ganesa (5M), ditemukan di Gardez, Afganistan sekarang (Dargah
Pir Rattan Nath Kabul). Pada arca tsb ditemukan tulisan “Besar dan Citra Indah
Mahavinayaka”, disucikan oleh Shahi Raja Khingala.
b.
Ditemukan di Kampuchea ini terdapat taman wisata arkeologis Angkor Wat, yaitu
kompleks kauil-kuil yg terdiri dari Angkor Wat, Bayon, dan Bnateay Srey. Selain
itu juga terdapat kuil Ta Porhm yg sebagian besar telah ditumbuhi belukar dan
pepohonan tinggi. Dimana Angkor Wat dulunya merupakan candi Hindu untuk memuja
Dewa Wisnu dan sebagai kosmologi Hindu.
c. Ditemukannya Prasasti Tembaga Laguna atau
disebut juga Keping Tembaga Laguna (dokumen tertulis pertama ditemukan dalam
bahasa Filipina), ditemukan tahun 1989 oleh E. Alfredo Evangelista di Laguna de
Bay, di Metroplex, Manila, Filipina. Prasasti itu bertuliskan pada tahun 822
Saka, dan terdapat banyak kata dari bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, Makaya Kuno,
dan Bahasa Tagalog Kuno.
2.
Mesir (Afrika)
Penemuannya :
a.
Ditemukan sebuah prasati bentuk inskripsi yg berhasil digali di Mesri
tahun berangka1280 SM, isinya memuat
perjanjian antara Raja Ramses II dan bangsa Hittite. Dalam perjanjian tsb,
Mattravaruna sbagai Dewa Kembar dalam Weda yg telah dinyatakan sebagai saksi
(H.R. hal “Ancient History Of The New East”, hal 364)
3.
Meksiko
Penemuannya, yaitu :
a.
Ditemukannya suatu kebiasaan mengenai perayaan sebuah hari raya pestaria yg
disebut dengan Rama-Sita., dimana hari raya tsb memiliki hubungan dengan hari
suci Dussara atau Navaratri dalam agama Hindu.
b.
Ditemukannya beberapa patung Ganesa (Baron Humbolt dan Harlas Sanda “Hindu
Superiority”, hal 151). Penemuan patung Ganesa ini disamakan dengan Arca
Ganesa yg sebagai putra dari Dewa Siwa dalam mitologi Hindu, maka dari itu
kebanyakan masyarakat Aztec memiliki
kepercayaan memuja dewa Siwa.
4.
Peru
Penemuannya yaitu :
a.
Ditemukannya pemujaan yg ditujukan kepada Dewa Matahari, serta hari-hari raya
tahunan yg jatuh pada hari Soltis (tgl 21 juni dan 22 desember). Masyarakat
Peru dikenal dengan bangsa Inca (Inca berasal dari kata Ina yg berarti
Matahari). Hal ini mirip dengan konsep Utarayana dam Daksinayana dalam
pandangan mitologi Hindu.
5.
California
California adalah kota yg terdapat di Amerika
Serikat, dimana nama kota ini memiliki hubungan dengan kata Kapila Aranya.
Penemuannya yaitu :
a. Ditemukannya Cagar Alam Taman Gunung Abu “Ash
Mountain Park” dan sebuah pulau Kuda “Horse Island” di Alaska,
Amerika Utara.
Kita mengenal kisah dalam kitab Purana tentang keberadaan Raja Sagara dan 60.000 putranya yg terbakar hingga menjadi abu oleh maharsi Kapila. Nah kisah inilah yg kemungkinan berhubungan erat dengan cagar alam Taman Gunung Abu, yg kemungkinan berasal dari abunya putra-putra raja Sagara yg berjumlah 60.000 tsb dan nama pulau kuda berasal dari nama kuda persembahan Raja Sagara.
6. Australia
Penemuannya yaitu :
a. Ditemukannya jenis tarian tradisional yg disebut dengan Siwa Dancen atau Tari Siwa (semacam tarian umum yg berlaku diantara penduduk asli australia Spencer dan Gillen “The Native Tribes of Central Australia” hal 621), para penari Siwa Dance ini menghiasi dahinya dengan hiasan mata yg ketiga.
Kita mengenal kisah dalam kitab Purana tentang keberadaan Raja Sagara dan 60.000 putranya yg terbakar hingga menjadi abu oleh maharsi Kapila. Nah kisah inilah yg kemungkinan berhubungan erat dengan cagar alam Taman Gunung Abu, yg kemungkinan berasal dari abunya putra-putra raja Sagara yg berjumlah 60.000 tsb dan nama pulau kuda berasal dari nama kuda persembahan Raja Sagara.
6. Australia
Penemuannya yaitu :
a. Ditemukannya jenis tarian tradisional yg disebut dengan Siwa Dancen atau Tari Siwa (semacam tarian umum yg berlaku diantara penduduk asli australia Spencer dan Gillen “The Native Tribes of Central Australia” hal 621), para penari Siwa Dance ini menghiasi dahinya dengan hiasan mata yg ketiga.
7. Indonesia
Sebelum pengaruh Hindu masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia, berdasarkan hasil penelitian J. Brandes menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah mengenal 10 macam unsur kebudayaan asli, yaitu sistem berlayar, sistem perbintangan, sistem mata uang, sistem gerabah, sistem membatik, seni wayang, sistem berburu, sistem bertani, pola menetap, dan sistem religi, dari kesemua sistem tsb mereka meninggalkan berbagai macam peninggalan mualai dari zaman megalithikum dan perunggu terdapat pula peninggalan berupa menhir, dolmen, sarkopagus, kuburan batu “Pandhusa”, punden berundak-undak, arca perwujudan nenek moyang, dll. Dan berikut adalah bukti-bukti peninggalan, yaitu :
a. KUTAI
Terletak di pulau Kalimantan Timur, abad ke-4 M, kerajaan Kutai ini diperintah oleh Aswawarman ( yg disebut-sebut putra Kudungga). Di Kutau ini ditemukan 7 prasasti berbentuk Yupa (tiang batu atau tugu peringatan untuk melaksanakan kurban) yg ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta serta tersusun dalam bentuk syair.
Sebelum pengaruh Hindu masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia, berdasarkan hasil penelitian J. Brandes menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah mengenal 10 macam unsur kebudayaan asli, yaitu sistem berlayar, sistem perbintangan, sistem mata uang, sistem gerabah, sistem membatik, seni wayang, sistem berburu, sistem bertani, pola menetap, dan sistem religi, dari kesemua sistem tsb mereka meninggalkan berbagai macam peninggalan mualai dari zaman megalithikum dan perunggu terdapat pula peninggalan berupa menhir, dolmen, sarkopagus, kuburan batu “Pandhusa”, punden berundak-undak, arca perwujudan nenek moyang, dll. Dan berikut adalah bukti-bukti peninggalan, yaitu :
a. KUTAI
Terletak di pulau Kalimantan Timur, abad ke-4 M, kerajaan Kutai ini diperintah oleh Aswawarman ( yg disebut-sebut putra Kudungga). Di Kutau ini ditemukan 7 prasasti berbentuk Yupa (tiang batu atau tugu peringatan untuk melaksanakan kurban) yg ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta serta tersusun dalam bentuk syair.
b. Kalimantan Selatan
Pada masa kerajaan Tanjung Puri, abad ke-5-6 M yg berasal dari kerajaan Sriwijaya.
C. Jawa Barat
Pada masa kerajaan Tarumanegara, diperintah oleh Purnawarman sekitar tahun 400-500 M . Dengan Peningglan berupa 7 buah prasasti batu yg disebut dengan Saila Prasasti, salam satunya yaitu :
- Prasasti Ciaruteun yg menyebutkan bahwa Raja Purnawarman gagah berani bagaikan Dewa Wisnu. Dan dalam prasaasti ini terdapat 2 lukisan telapak kaki raja Purnawarman yg disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu.
- Prasasti Tugu yg menyebutkan bahwa Raja Purnawarman menggali sungai Gomati yg memiliki panjang 6.122 busur atau kurang lebih 12 km dalam jangka waktu 21 hari, disamping sungai yg sudah ada yaitu sungai Candra Bhaga (Bekasi).
- Prasasti Kebon Kopi terdapat lukisan telapak kaki gajah sang Raja yg kemudian dihubungkan dengan lukisan telapak kaki gajah Airavata milik Dewa Wisnu, dan ditemukan prasasti Jambu, Pasirawi, Muara Cianten, dan prasasti Lebak.
Pada masa kerajaan Tanjung Puri, abad ke-5-6 M yg berasal dari kerajaan Sriwijaya.
C. Jawa Barat
Pada masa kerajaan Tarumanegara, diperintah oleh Purnawarman sekitar tahun 400-500 M . Dengan Peningglan berupa 7 buah prasasti batu yg disebut dengan Saila Prasasti, salam satunya yaitu :
- Prasasti Ciaruteun yg menyebutkan bahwa Raja Purnawarman gagah berani bagaikan Dewa Wisnu. Dan dalam prasaasti ini terdapat 2 lukisan telapak kaki raja Purnawarman yg disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu.
- Prasasti Tugu yg menyebutkan bahwa Raja Purnawarman menggali sungai Gomati yg memiliki panjang 6.122 busur atau kurang lebih 12 km dalam jangka waktu 21 hari, disamping sungai yg sudah ada yaitu sungai Candra Bhaga (Bekasi).
- Prasasti Kebon Kopi terdapat lukisan telapak kaki gajah sang Raja yg kemudian dihubungkan dengan lukisan telapak kaki gajah Airavata milik Dewa Wisnu, dan ditemukan prasasti Jambu, Pasirawi, Muara Cianten, dan prasasti Lebak.
d. Jawa Tengah
Pada masa Kerajaan Kaling (Mataram Kuno) pada tahun 674 M, diperintah oleh raja perempuan Ratu Sima yg memiliki sistem pemerintahan yg adil dan jujur. Peninggalannya berupa prasasti Tukmas yg menyebutkan pujian kepada sungai Gangga dan berisi gambar dari atribut Dewa Trimurti, berupa trisula, kapak, kendi, cakra, dan bunga teratai. Selain itu juga diteukan prasasti Canggal yg menyebutkan Raja Sanjaya mendirikan Lingga sebagai tempat pemujaan Siwa yg bertempat disebuah bukit Kunjarakunja, serta terdapat peninggalan bangunan suci berupa candi terbesar yaitu candi Prambanan yg disebut juga candi Lorojonggrang.
E. Jawa Timur
Peninggalannya berupa prasasti Dinoyo yg menyebutkan nama kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya Dewa Simha yg menganut agama Hindu. Disebutkan bahwa terdapat beberapa karya sastra seperti kekawin Bharata Yudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh, kekawin Ramayana, Sutasoma oleh Empu Tantular, Negara Kertagama oleh empu Prapanca dan juga kitab-kitab hukum hindu. Selain peninggalan berupa prasasti dan karya sastra juga banyak didirikan bangunan suci pada zaman ini seperti Candi Kidal, Jago, Singosari, dan yg terbesar adalah Candi Penataran di Blitar.
Pada masa Kerajaan Kaling (Mataram Kuno) pada tahun 674 M, diperintah oleh raja perempuan Ratu Sima yg memiliki sistem pemerintahan yg adil dan jujur. Peninggalannya berupa prasasti Tukmas yg menyebutkan pujian kepada sungai Gangga dan berisi gambar dari atribut Dewa Trimurti, berupa trisula, kapak, kendi, cakra, dan bunga teratai. Selain itu juga diteukan prasasti Canggal yg menyebutkan Raja Sanjaya mendirikan Lingga sebagai tempat pemujaan Siwa yg bertempat disebuah bukit Kunjarakunja, serta terdapat peninggalan bangunan suci berupa candi terbesar yaitu candi Prambanan yg disebut juga candi Lorojonggrang.
E. Jawa Timur
Peninggalannya berupa prasasti Dinoyo yg menyebutkan nama kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya Dewa Simha yg menganut agama Hindu. Disebutkan bahwa terdapat beberapa karya sastra seperti kekawin Bharata Yudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh, kekawin Ramayana, Sutasoma oleh Empu Tantular, Negara Kertagama oleh empu Prapanca dan juga kitab-kitab hukum hindu. Selain peninggalan berupa prasasti dan karya sastra juga banyak didirikan bangunan suci pada zaman ini seperti Candi Kidal, Jago, Singosari, dan yg terbesar adalah Candi Penataran di Blitar.
f. Bali
Setelah datangnya Rsi Markandya , pola kepercayaan yg telah ada kembali disempurnakan , beliau datang ke Bali diperkirakan sekitar abad ke 4-5 M melalui Gunung Semeru (Jawa Timur)menuju daerah Gunung Agung (Tolangkir) dengan tujuan membangun sebuah asrama atau penataran. Kedatangan beliau yg pertama kalinya diikuti oleh 400 orang pengiring, namun dikisahkan belum berhasil, dan kemudian beliu datang kembali diikuti oleh 2000 orang pengiring dan dikatan berhasil menanam Panca Datu dikaki Gunung Agung (Besakih) sekarang, dan ditempat tsblah Pura Besakih berdiri.
Peninggalannya yaitu, :
a. Prasasti Blanjongyg menyebutkan nama Raja Sri Kesari Warmadewa.
B. Cap-cap kecil yg berisi mantra-mantra Budha.
C. Prasasti yg dikeluarkan oleh Marakata dan Anak Wungsu yg berisikian sapata yg menyebutkan dewa-dewa Hindu dan Maha Rsi Agastya.
D. Bangunan-bangunan suci seperti pura dan candi, antara lain pura Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Tri Kahyangan, dan yg terbesar yaitu pura Besakih , Karangasem.
E. Ditmukannya candi Gunungkawi dan pemandian Suci Tirtha Empul.
Setelah datangnya Rsi Markandya , pola kepercayaan yg telah ada kembali disempurnakan , beliau datang ke Bali diperkirakan sekitar abad ke 4-5 M melalui Gunung Semeru (Jawa Timur)menuju daerah Gunung Agung (Tolangkir) dengan tujuan membangun sebuah asrama atau penataran. Kedatangan beliau yg pertama kalinya diikuti oleh 400 orang pengiring, namun dikisahkan belum berhasil, dan kemudian beliu datang kembali diikuti oleh 2000 orang pengiring dan dikatan berhasil menanam Panca Datu dikaki Gunung Agung (Besakih) sekarang, dan ditempat tsblah Pura Besakih berdiri.
Peninggalannya yaitu, :
a. Prasasti Blanjongyg menyebutkan nama Raja Sri Kesari Warmadewa.
B. Cap-cap kecil yg berisi mantra-mantra Budha.
C. Prasasti yg dikeluarkan oleh Marakata dan Anak Wungsu yg berisikian sapata yg menyebutkan dewa-dewa Hindu dan Maha Rsi Agastya.
D. Bangunan-bangunan suci seperti pura dan candi, antara lain pura Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Tri Kahyangan, dan yg terbesar yaitu pura Besakih , Karangasem.
E. Ditmukannya candi Gunungkawi dan pemandian Suci Tirtha Empul.
g. Nusa Tenggara Barat
Perkembangan agama Hindu di Nusa Tenggara Barat dapat kita ketahui dari perjalanan suci (Dharmayatra) Dang Hyang Nirartha di Lombok, beliau dikenal dengan Pangeran Sangupati.
Peninggalan, yaitu :
a. Ditemukannya prasasti Bendosari berangka tahun 1272 Saka, memuat kata-kata Bhairawa, Sora dan Budha.
Perkembangan agama Hindu di Nusa Tenggara Barat dapat kita ketahui dari perjalanan suci (Dharmayatra) Dang Hyang Nirartha di Lombok, beliau dikenal dengan Pangeran Sangupati.
Peninggalan, yaitu :
a. Ditemukannya prasasti Bendosari berangka tahun 1272 Saka, memuat kata-kata Bhairawa, Sora dan Budha.
Hy2,.. ini sangat membantu saya dlm membuat PR :)
BalasHapustrimakasi yah :)
ehh follow blog saya juga yah :)
http://negeriuntukkaruni.blogspot.com
blogmu udh tak follow :)
Trmksh atas infonya.
BalasHapusTerima kasih atas infonya☺️☺️☺️
BalasHapus